Aku tidak benci hujan. Walau hujan mengingatkan aku tentang kamu.
Aku tidak benci kilat dan petir yang menyambar. Jemari kita yang pernah saling erat menggenggam saat petir menghantam. Saling menguatkan.
Aku tidak mengeluhkan betapa sulitnya mendapat taxi di malam yang hujan. Kita pernah bertukar tawa sambil menunggu taxi. Tentu aku berharap taxi jangan datang. Aku belum mau mengakhiri malamku denganmu.
Atau betapa padatnya jalan raya kala hari hujan, yang selalu kamu keluhkan. Aku menikmati setiap senti mobilmu melaju. Ceritamu tentang hari-harimu dalam rintik hujan. Kamu dan alunan lagu. Syahdu.
Aku tidak benci hujan. Walau hujan membawa berjuta kenangan. Mungkin kenangan kita tak tahu jalan pulang. Mungkin kenangan kita ingin mengingatkan. Kita pernah bahagia bersama.
Aku tidak akan pernah benci hujan. Aku tidak akan pernah benci kenangan kita yang datang tanpa undangan. Aku tidak akan pernah mampu melupakanmu.
Aku menunggu hujan reda. Saat kenangan akhirnya akan bosan datang.
Hanindita. Kala senja, 19 Nov 2012 dan tentu saja hujan.
No comments:
Post a Comment