Blog entry ini akan membahas tentang hal-hal yang penting yang sering ditanyakan seputar pembuatan kompos menggunakan metode Keranjang Takakura. Kalo penasaran sama latar belakang metode ini silakan googling sendiri yah J. Karna gw belajar sambil langsung praktek, jadi di sini gw akan berbagi beberapa hal yang mungkin sederhana tapi penting buat memelihara keranjang ini.
Kenapa gw sebut memelihara?
Karna emang kita memelihara mikroba dalam keranjang takakura. Mikroba ini akan membantu kita dalam mengurai sampah-sampah organik dan akhirnya akan menghasilkan kompos.
Harus pake keranjang apa?
Apa aja boleh, asal sirkulasi udara lancar. Yang paling banyak digunakan adalah keranjang cucian bertutup. Gw juga sempet pake itu, tapi kurang gede buat produksi sampah keluarga gw yang (ternyata) buanyak. Sekarang gw baru mulai nyoba pake keranjang bamboo yang biasa buat nempatin sampah di pasar tradisional.
Kenapa harus berventilasi?
Karena proses membuat kompos ini adalah aerob, prosesnya memerlukan udara. Jadi keranjang yang dipake harus berlubang di permukaannya. Kalo bisa bagian bawah keranjang juga ada lubang udaranya. Kenapa? Untuk ventilasi udara bagian bawah, juga kalo ada air bisa netes ke bawah. Tapi lubangnya kecil aja, ini buat mencegah serangga pada masuk ngerubutin sampah di dalem keranjang.
Gimana nyusun keranjang takakura?
Susunan gambar takakura yang gw ambil dari sini adalah seperti ini
Berapa perbandingan media:sampah di dalem keranjang?
Paling ideal sih 5:1 sampe 4:1. Katanya, dengan komposisi segini bisa menghasilkan kompos dalam dua minggu. Sedangkan yang maksimal adalah 2:1, komposisi ini memerlukan waktu satu sampai dua minggu untuk jadi kompos semua.
Kok keranjang takakura terasa panas?
Gak apa-apa kok. Panas ini adalah hasil dari aktifitas bakteri yang lagi mengurai sampah. Suhu idealnya sekitar 40C-50C. Kalo terlalu panas proses penguraian akan berlangsung terlalu cepat dan akan menghasilkan uap air. Uap air yang banyak dan terperangkap di dalam keranjang akan menghasilkan air yang bau, komposnya juga jadi becek deh. Nah kalo terlalu dingin, bukan berarti proses pengomposan gak berhasil ya. Bisa aja karna suhu sekitar emang lagi dingin. Coba dilapisi pake koran bekas. Karna kerja keranjang ini dipengaruhi banget sama suhu, jadi perhatikan suhu keadaan sekitar takakura diletakan. Jauhkan dari panas matahari langsung atau air hujan. Letakkan keranjang di tempat yang teduh.
Boleh gak memasukan makanan yang basah ke dalam keranjang?
Boleh, tapi sebelumnya dicampur dulu sama serbuk kayu atau kertas koran bekas yang udah disobek-sobek. Selain untuk mengurangi kadar air dalam keranjang, hal ini juga berfungsi untuk mengatur suhu dan membuat rongga dalam keranjang.
Berapa banyak air yang paling baik untuk keranjang takakura?
Sekitar 30%. Nah cara memperkirakan kadar air dalam keranjang adalah dengan mengepal media dalam keranjang lalu dilepaskan kepalan tangan kita. Kalo:
- Menggumpal, berarti kebanyakan air
- Buyar, berarti kekurangan air
- Gak buyar tapi gak gumpal juga, berarti pas
Sudah cukup panjang rasanya. Apa aja yang bisa dikomposkan dan masalah seputar keranjang takakura akan dibahas di blog entry selanjutnya. Kalo ada yang pernah bikin dan pengen bikin, please do contact me. Seneng banget rasanya bisa belajar maupun berbagi pengalaman.
Sumber:
No comments:
Post a Comment