Jogja. Mau kemana? Malioboro! Daripada susah-susah nawar harga sama pedagang di Malioboro yang terkenal galak, mending langsung aja ke Mirota. Barangnya lengkap, serasa seluruh Malioboro dirangkum dalam toko dua lantai. Harganya tertera jelas, reasonable dan gak pake tawar-menawar. Dan Bisa foto-foto di dalemnya.
Hiasan Gantung
Mirota ini selalu ramai. Bikin jadi susah memilih barang, rak disusun rapet dan gantungan dalam rak juga padet. Buat gw, susah deh milih bajunya. Juga hati-hati kalau duduk menunggu di luar Mirota. Pengamennya galak cyiin. Gw memang gak pernah ngasih uang ke pengamen. Dia nyamperin gw, nyanyi. Gw dengan sopan mengulurkan telapak tangan maksudnya "enggak mas" sambil tangan satunya dan kepala gw mengarah ke layar blackberry. Pertama dia ngomel, "seikhlasnya aja mbak, cepekan juga gak apa", gw dadahin lagi. Dia pun menggertu "HPnya blackberry, tapi gak punya uang." I didn't want to make a scene so i let it go, tapi itu mengganggu. Terus gw amatin lagi pengamen itu, dia mengamen didekat ibu-ibu berjilbab yang juga menolak ngasih uang dan ia menggerutu "Malu dong sama jilbabnya." Sangat tidak sopan. But, he's just a pengamen ya, kalo sopan mungkin udah jadi musisi. Itu sekelumit ke-bete-an di Mirota.
Coklat Roso. Local Taste in a Chocolate Bar.
Gw sih demen aja muter di mirota, apalagi di lantai dua, tempat pernak pernik. Walau barangnya belum banyak berubah dari terakhir kali gw ke sana (Juni 2008). Gw suka ngeliat-liat, foto yang lucu-lucu dan ambil satu atau dua item yang unik. Di lantai satu, selain segala macem koleksi batik, ada berbagai minuman jawa instan, u name it wedang secang, wedang uwuh, wedang jahe, wedang ronde, ada di sini. Lulur segala macem lulur, dan coklat lokal berbagai rasa. Ada rasa berbagai jamu sampe rasa cabe. Ada piano yang hanya boleh dimainin di hari tertentu, sampe ada pembatik.
Batik. Amba-Titik, Menulis titik.
So, is it enough to say "Rasanya seperti gak ke Jogja kalau gak ke Mirota"?
You decide fellows.
No comments:
Post a Comment