Saturday, November 10, 2007

blog gw ada di GATRA..!!!! wow..

http://gatra.com/artikel.php?id=109307
makasih buat teddy yang udah ngisi guestbook gw, dan ngasih link ke gatra..
berasa penting deh gw,,hahahaaaa....


Malaysia
Atas Nama Melayu Membajak Lagu


Kisruh pembajakan lagu daerah Maluku, Rasa Sayange, oleh Pemerintah Malaysia belum lagi reda. Kini delegasi kesenian Malaysia "Cinta Sayang" kembali berulah ketika tampil pada Asia Festival 2007 di Osaka, Jepang, pertengahan Oktober lalu. Pada saat menari, mereka menggunakan lagu pengiring Indang Sungai Garinggiang yang berasal dari Sumatera Barat.

Entah lalai atau memang sengaja, Malaysian Tourism Office di Osaka yang memimpin delegasi itu sama sekali tak menyebutkan Indang Sungai Garinggiang berasal dari Indonesia. Kebetulan ada seorang staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka yang hadir di Asia Festival 2007.

Langkah sigap pun terayun dari KJRI Osaka. Surat protes melayang ke Direktur Malaysian Tourism Office di Osaka, Azhari Haron, pada 19 Oktober. Tembusan surat itu juga dikirim ke penyelenggara festival, F.M. Cocolo. Menurut Konsul Jenderal RI, Pitono Purnomo, surat ini berisi peringatan keras agar Malaysia tak sembarangan menggunakan lagu-lagu Indonesia.

Pada dasarnya, KJRI tak memasalahkan penggunaan lagu-lagu Indonesia oleh negara lain. Hanya saja, harus disertai iktikad baik dan kejujuran. Misalnya, menyebut dari mana lagu itu berasal. Setelah mendapat laporan dari stafnya, KJRI langsung melakukan koordinasi dan mencari informasi dari berbagai pihak. Hasilnya, KJRI mendapat suplai data tambahan soal asal mula lagu Indang Sungai Garinggiang.

Lagu itu adalah ciptaan Tiar Ramon (almarhum) pada 1981. Seniman Sumatera Barat ini mencipta lagu tersebut atas permintaan Pemerintah Daerah Sumatera Barat untuk mengiringi "Tari Indang". Lagu itu pertama kali diperkenalkan pada saat upacara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional di Padang tahun 1983.

Malaysia tak bisa seenaknya mengubah sebagian lirik dan aransemen lagu itu. Apalagi jika ditujukan untuk menggiring persepsi penonton agar menganggap lagu itu berasal dari Malaysia. "Kejadian ini nanti bisa diartikan negatif, misalnya seperti menantang Indonesia," Pitono menegaskan.

Malaysia seharusnya tahu diri, agar hubungannya dengan Indonesia tidak semakin memburuk. Hubungan dua negeri serumpun ini sudah memanas selama beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, perlakuan tak manusiawi pada tenaga kerja Indonesia (TKI), yang kemudian merembet ke warga negara Indonesia di Malaysia, bahkan menimpa istri diplomat Indonesia di Kuala Lumpur.

Sentimen nasionalisme Indonesia kembali terusik ketika Menteri Pariwisata Malaysia, Adnan Tengku Mansor, tanpa malu-malu menyatakan bahwa lagu Rasa Sayange adalah lagu Melayu yang tergabung dalam Kepulauan Nusantara (Malay Archipelago). Lagu ini lalu dijadikan lagu tema situs Kementerian Pariwisata Malaysia sejak awal Oktober lalu.

Padahal, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyatakan bahwa klaim Malaysia itu tak berdasar. Apalagi, Indonesia punya bukti kuat rekaman Rasa Sayange dalam piringan hitam yang dikeluarkan Lokananta tahun 1958. Lokananta adalah perusahaan rekaman milik negara Indonesia yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.

Toh, Malaysia bergeming. Lagu Rasa Sayange tetap menjadi jingle promosi pariwisata mereka ke seluruh dunia. Tampaknya tren pembajakan Malaysia belum berhenti. Buktinya,Hanindita, mahasiswi Indonesia yang tengah kuliah di Johor, Malaysia, ketika naik bus ke kampus, mendengar lagu Jali-jali yang dinyanyikan dengan aroma Melayu.

Tak hanya itu. Ternyata teks lagunya juga diubah. Frasa "merdu sekali" dalam bait "lagunya enak lagunya enak merdu sekali" diubah menjadi "dari Langkawi" (nama pulau wisata di Malaysia). "Sejak kapan Jali-jali pindah ke Langkawi," kata Hanindita, yang menuliskan pengalaman ini dalam blog-nya di http://tortlem.multiply.com.

Info dari Hanindita langsung direspons ratusan orang. Ternyata lagu Jali-jali versi Malaysia beredar di situs berbagi video YouTube sejak 13 September lalu. Video lagu yang dinyanyikan Kenny Lee ini terkesan jadul (jaman dulu) dan sangat mellow. Jauh berbeda dari versi Jali-jaliyang dinyanyikan Benyamin S. yang berirama gembira.

Awalnya, oleh si pengirim video, lagu Jali-jali ditulis sebagai lagu daerah Melayu. Namun, setelah mendapat protes dari para pengunjung laman situs itu (http://www.youtube.com/watch?v=okHZx-c-wc4), pengirim video berkebangsaan Malaysia itu menyebutkan, Jali-jali berasal dari daerah Betawi di Indonesia.

Kasus-kasus seperti ini sangat mungkin terjadi lagi. Pada saat kasus Rasa Sayange mencuat, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik berjanji segera mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual lagu-lagu daerah. Semoga Jero Wajik tak sekadar mengumbar janji.

Astari Yanuarti
[NasionalGatra Nomor 51 Beredar Kamis, 1 November 2007]


**hehehe,,

*** blog gw yg dimaksud adalah sejak kapan jali jali pindah ke langkawi

No comments:

Post a Comment