udah nonton film ayat ayat cinta?? udah baca novel nya??
hmm,, kayanya gw sendiri nih yang paling basi dn melempem karna belom nonton ayat ayat cinta [tapi gw dah baca lho..]. While semua orang sekeliling gw kaya berlomba-lomba ngebahas film ini dan ngebandingin dengan novelnya. rasanya roaming skali. well, thanks to them, gw dapet banyak skali spoiler [which is not good].
film ini adalah satu dari sekian banyak film yang diadaptasi dari novel yg fenomenal. contoh film sejenis [yang diambil dari novel] adalah: Memoirs of a Geisha, Jomblo, A Walk to Remember, Eiffle im in Love [apa lagi ya..? yg kepikiran sama gw skrg sih itu]. semua film ini, gw baca dulu novelnya, baru nonton filmnya.
apa persamaan diantara film2 itu..?
jawabannya adalah, kebanyakan orang yang udah baca novel, then baru nonton film nya berpendapat "ah film nya gak bagus" atau "banyak banget adegan yang dipotong" atau "beda banget deh sama novelnya". kalo dah kaya gini, gw sih biasanya senyum-senyum aja [sebagian karna gw udah lupa sama detil novelnya, heheee].
hmm,, gw kadang juga ngerasa kaya gitu. tapi gw selalu mencoba untuk berpikiran, bahwa novel dan film adalah dua karya seni yang berbeda. walaupun ceritanya sama.
ketika kita baca novel, sang author mencoba menggambarkan keadaan yang dia bayangkan ke dalam tulisan, kemudian kita sebagai pembaca akan dengan bebas menginterpretasikan nya lewat imajinasi kita.
ketika kita nonton film yang diadaptasi dari novel, sang sutradara akan menyajikan apa yang ada di imajinasikannya ttg cerita novel tsb. well, mungkin gk sesuai dengan imajinasi sang sutradara juga [mengingat ada limit dana dll].
apa yang kita imajinasi kan, dengan apa yang sang sutradara imajinasikan [dan kemudia di-film-kan] mungkin berbeda. dan perbedaan ini yang kadang bikin kita menilai "bagusan novelnya".
sang sutradara pasti berusaha memvisualisasikan novel itu dgn sebaik mungkin, agar gk mengecewakan, tapi namanya juga imajinasi orang. pasti beda-beda, kan? belom lagi yang namanya bikin film itu perlu dana [yang jumlahnya gk dikit]. pasti ada saat-saat dimana idealisme sang sutradara terbentur limit dana sehingga dicarilah alternatif yang [menurut si sutradara] cukup "menggantikan". nah si adegan "pengganti" inilah yang ternayata jauh dari imajinasi pembaca. disinilah timbul kekecewaan itu. when u expect something, u got nothing.
u expect something massive, but they can only give u something big. although its big enough, but u've expected something much more. disinilah timbul rasa kecewa itu.
well, kesannya gw bela si sutradara bgt ya?? emang sih.
karna menurut gw gk mudah buat memvisualisasikan suatu imajinasi. apalagi memuaskan imajinasi semua pembaca novel.
si sutradara pasti udah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan suatu novel sebaik mungkin, but he's only a human. dengan imajinasi dan interpretasinya sendiri. beda sama kita, beda sama orang lain.
jadi, kalo menurut gw, kita harus mengapresiasi hasil kerja sang sutradara itu. dont buy piracy [lho gk nyambung ya..?]. kalo gw sendiri sih, as i stated before, gw slalu mencoba berpikir bahwa novel dan film [yang diadaptasi dari novel] adalah dua karya berbeda yang memiliki "strength and weakness"-nya masing masing.
pendapat kalian?
**ngingetin aja, gw gk cuman ngebahas ayat2cinta ya.....
hmm,, kayanya gw sendiri nih yang paling basi dn melempem karna belom nonton ayat ayat cinta [tapi gw dah baca lho..]. While semua orang sekeliling gw kaya berlomba-lomba ngebahas film ini dan ngebandingin dengan novelnya. rasanya roaming skali. well, thanks to them, gw dapet banyak skali spoiler [which is not good].
film ini adalah satu dari sekian banyak film yang diadaptasi dari novel yg fenomenal. contoh film sejenis [yang diambil dari novel] adalah: Memoirs of a Geisha, Jomblo, A Walk to Remember, Eiffle im in Love [apa lagi ya..? yg kepikiran sama gw skrg sih itu]. semua film ini, gw baca dulu novelnya, baru nonton filmnya.
apa persamaan diantara film2 itu..?
jawabannya adalah, kebanyakan orang yang udah baca novel, then baru nonton film nya berpendapat "ah film nya gak bagus" atau "banyak banget adegan yang dipotong" atau "beda banget deh sama novelnya". kalo dah kaya gini, gw sih biasanya senyum-senyum aja [sebagian karna gw udah lupa sama detil novelnya, heheee].
hmm,, gw kadang juga ngerasa kaya gitu. tapi gw selalu mencoba untuk berpikiran, bahwa novel dan film adalah dua karya seni yang berbeda. walaupun ceritanya sama.
ketika kita baca novel, sang author mencoba menggambarkan keadaan yang dia bayangkan ke dalam tulisan, kemudian kita sebagai pembaca akan dengan bebas menginterpretasikan nya lewat imajinasi kita.
ketika kita nonton film yang diadaptasi dari novel, sang sutradara akan menyajikan apa yang ada di imajinasikannya ttg cerita novel tsb. well, mungkin gk sesuai dengan imajinasi sang sutradara juga [mengingat ada limit dana dll].
apa yang kita imajinasi kan, dengan apa yang sang sutradara imajinasikan [dan kemudia di-film-kan] mungkin berbeda. dan perbedaan ini yang kadang bikin kita menilai "bagusan novelnya".
sang sutradara pasti berusaha memvisualisasikan novel itu dgn sebaik mungkin, agar gk mengecewakan, tapi namanya juga imajinasi orang. pasti beda-beda, kan? belom lagi yang namanya bikin film itu perlu dana [yang jumlahnya gk dikit]. pasti ada saat-saat dimana idealisme sang sutradara terbentur limit dana sehingga dicarilah alternatif yang [menurut si sutradara] cukup "menggantikan". nah si adegan "pengganti" inilah yang ternayata jauh dari imajinasi pembaca. disinilah timbul kekecewaan itu. when u expect something, u got nothing.
u expect something massive, but they can only give u something big. although its big enough, but u've expected something much more. disinilah timbul rasa kecewa itu.
well, kesannya gw bela si sutradara bgt ya?? emang sih.
karna menurut gw gk mudah buat memvisualisasikan suatu imajinasi. apalagi memuaskan imajinasi semua pembaca novel.
si sutradara pasti udah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan suatu novel sebaik mungkin, but he's only a human. dengan imajinasi dan interpretasinya sendiri. beda sama kita, beda sama orang lain.
jadi, kalo menurut gw, kita harus mengapresiasi hasil kerja sang sutradara itu. dont buy piracy [lho gk nyambung ya..?]. kalo gw sendiri sih, as i stated before, gw slalu mencoba berpikir bahwa novel dan film [yang diadaptasi dari novel] adalah dua karya berbeda yang memiliki "strength and weakness"-nya masing masing.
pendapat kalian?
**ngingetin aja, gw gk cuman ngebahas ayat2cinta ya.....
No comments:
Post a Comment